for all the 'G2RIAN' :-)

ok..mcm yang sudah dijanjikan,i will update the news about G2 during holiday. this is the pics about G2 again. sempat juga ambil gambar para atlit yang bersungguh-sungguh berlatih untuk sukan tahun depan..untuk pengetahuan semua warga G2 yang sdg cuti-cuti Malaysia tu, dia org ni rajin datang latihan...wah! sangat membanggakan semangat bersukan dan sudah tentulah mahu merealisasikan impian G2...'Go for the Gold!'.

Selain itu, 'signboard' G2 pun sudah ditukar dengan cantiknya...sama-sama kita menjaga G2 supaya sentiasa kekal cantik dan seterusnya menjadi sekolah contoh dan membanggakan satu hari nanti.

Happy Holiday!..cuti-cuti Malaysia

wow!..ok..oleh kerana blog ini dalam bahasa so..it's ok kalau campur2 juga kan...well...semua orang dalam cuti2 Malaysia sekarang ataupun 'holiday fever' :-) dan mesti blog ini jarang dilawati oleh sesiapa kan? tiada yang rindu kah dengan sekolah?..hahahaa...ok..lah gambar2 ini untuk semua yang teringatkan G2..kalau ada lah...aah..o ya!..dalam cuti2 ini pun ada juga students datang ke sekolah, tapi sorry tidak sempat ambil gambar dia orang ni. dia org ni adalah atlit2 sekolah yang terlibat dengan latihan intensif semasa cuti..congrats! to all the teachers who are involved...dengar2 kampung Moi and BJ pun ada..hehehe..rajinnya..apa2 pun GO FOR GOLD for next year...yeah! G2 hebat! G2 hebat!

24 TIPS on HOW TO STUDY SMART!

Be good to yourself. Keep physically fit and rested. Attitude is all-important. Use positive affirmations: "I can pass American History." Provide your own psychological edge, be it a positive attitude or a "lucky pen." Be a chronic enthusiast! Used textbooks may provide insights on a course. Sit in the front row; if you must sit toward the back of the room, lean forward. Attentiveness and concentration increase markedly. Don’t miss the first and last minutes of class. They are crucial — important announcements, questions on test, excuse a variety of study techniques. a. Tape chapters. Listen to tape on way to school, work. b. Use index cards for quick review. Keep them simple. Remember: frequent review takes facts from short-term memory to long-term memory — learning as opposed to cramming. Study in short bursts. (First and last facts are remembered best; therefore, it will accelerate learning.)Review notes immediately after class. Even for five minutes. Something magical happens! Review your notes out loud. Read your chapters out loud. Appearance raises grades. Neatness counts. Word processors are a plus. If handwritten, use erasable pen. Don’t waste time rereading. Rely on "pen in hand" and SQ3R.Test professors before they test you. Ask questions about what kind of test to expect, what material will be covered. Become an expert test taker. Go with initial hunches. Stay with initial hunches. Study according to your biological clock. Are you "normal," a night owl, or an early bird? Eliminate stress in your life. EXERCISE is the best antidote. Make extra credit mandatory. Never miss a class. This is considered mandatory by "A" students. Be prepared to bail out. Don't be afraid to drop a course that is not working for you. Volunteer to edit a friend's paper. Use it as a learning experience. Study smart—not hard! Time management skills and discipline pay off. Stay mentally, physically and spiritually fit.

TEENAGERS’ CONFLICT

Teen challengers

Now a day we can see in news, talk about our teenagers’ problem. And we also can see around us how their react with each other. There are a lot of changes in their selves whether in physical, emotional and also social behaviour, these will effect to their mentally health. They will react like man or woman and they want us to treat them as a matured one.

Teenagers’ Problems

There are some of the teenagers’ problems that always disturbed their mind. Most of them are confused with their role in society; they do not know what to do so that they do not feel bored and confused with themselves. They also do not know what their responsibility even in their family is. They want a full attention and also treating like an important person. There is a lot thing they wanted to do and this bring a confusing to them.

Some of them always feel that their selves are misunderstanding with people around them and if a problem occurred they feel that people also will blame them. They inclined to believe that they would not be trusted with their parents whatever they wanted to do. There is no discussion and most of them do not like to tell about their feeling to other people especially with their parents, they are inclined to closeness.

Most of the time, they feel they are treating not fair by their parents and this will bring a child that a rebellious nature. That is why we always heard about the teenagers’ rebel against their parents. They wanted to show the true picture about their selves and telling that people should treat them as a matured man or woman.

When they feel lonely they will tell their selves that no one loves them and it is too hard to understand their emotion. And this will bring a conflict in them; they try to find something to ‘break’ their loneliness. They always feel confused about everything around them. Most of them are hard to make a decision and do not know what is the best for themselves. They are so easy influenced by other people especially their friends. Some of them even shared their problems with their close friend rather than shared it to their parents. They have a great of trust to their friends...

So..how to solve this problem?

WHAT SAY YOU ABOUT THIS PICTURE?

This is one of the activities during the celebration of teachers’ day, ‘tug and war’ among the teachers. It was very fun and we did not care who’s going to win the game, the most important was the spirit among the teachers. I can see that all the teachers really enjoyed and had fun. All the activities organized by the prefects of SMKG2, just imagine that, they are only 14 years old. Yeah!... well done! to all the teachers of SMKG2 because of their commitment that time and also very sporting.

Minggu Kemerdekaan

Hi..there,
This photo was taken by Teacher Ruby during the closing ceremony of 'Minggu Kemerdekaan' which was organised by the Persatuan Sejarah last September . Well...let's give a BIG HAND to Mr.Johnny for conducting and training the students in delivering a superb dance performance.
Other Activities are;
Quiz
Poem Recitations
Choir Performances

Well...well done to 'Persatuan Sejarah' of SMKG2

kalau lelaki handsome....

Kalau lelaki handsome pendiam
Perempuan akan cakap:: woow, cool giler...
kalau lelaki tak handsome pendiam
Perempuan akan cakap: eh perasan bagus...


kalau lelaki handsome berbuat jahat
Perempuan akan kata: nobody's perfect
kalau lelaki tak handsome berbuat jahat
perempuan akan cakap: memang.... muka pun macam pecah rumah!


kalau lelaki handsome menolong perempuan yg diganggu
perempuan akan cakap: wah.. machonya.. macam hero filem!
kalau lelaki tak handsome menolong perempuan yang diganggu
Perempuan akan kata: entah2 kawan dia...


kalau lelaki handsome dapat perempuan cantik
perempuan akan kata: sepadan sangat...
kalau lelaki tak handsome dapat perempuan cantik
perempuan akan kata: mesti kena bomoh perempuan tuh!


kalau lelaki handsome ditinggal kekasih
perempuan akan kata: jangan sedih, kan saya ada..
kalau lelaki tak handsome ditinggal kekasih
perempuan akan kata:...(terdiam, tapi telunjuknya
meliuk-liuk dari atas ke bawah, patutlah, tengok saja luarannya)...


kalau lelaki handsome penyayang binatang
perempuan akan cakap: perasaannya halus...penuh kasih sayang
kalau lelaki tak handsome penyayang binatang
perempuan akan cakap: sesama keluarga memang harus menyayangi...


kalau lelaki handsome bawa BMW
perempuan akan cakap: matching... hebat luar dalam
kalau lelaki tak handsome bawa BMW
perempuan akan cakap: bang, bosnya mana?...


kalau lelaki handsome tak mau bergambar
perempuan akan cakap: pasti takut kalau2 gambarnya tersebar
kalau lelaki tak handsome tak mau bergambar
perempuan akan kata: tak sanggup melihat hasilnya ya?...


kalau lelaki handsome menuang air ke gelas perempuan
perempuan akan cakap:ini barulah lelaki gentlemen
kalau lelaki tak handsome menuang air ke gelas perempuan
perempuan akan cakap: naluri pembantu, memang begitu....


kalau lelaki handsome bersedih hati
perempuan akan cakap: let me be your shoulder to cry on
kalau lelaki tak handsome bersedih hati
perempuan akan kata: kuat nangis!! lelaki ke bukan ni?



Kadang-kadang lelaki kureng hamsem ni diperlakukan tidak adil oleh kaum
wanita. minta maaflah kaum wanita semua kalo anda terasa aku akui gak sbb
benda ini terjadi gak pd kaum wanita yg kureng cantik... cuba fikirkan lah
sejenak kaum lelaki dan kaum wanita semua

CARA ORANG JEPUN BINA MODAL INSAN

Oleh: HAIDAR NAJIYAH IBRAHIM

Daerah Maizuru hampir sama dengan kawasan ‘kampung’ lain di Jepun. Dalam suasana pagi yang dingin, kawasan luar bandar seperti ini kerap berkabus, tetapi tenang dan harmonis. Maizuru hanyalah sebuah pekan kecil di pinggir laut sebelah utara Pulau Honshu. Ia jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota yang bising dan sibuk segalanya. Bandar besar terdekat dengannya ialah Osaka, kira-kira dua jam perjalanan bas, atau Kobe, kira-kira sejauh ke Osaka juga.
Dalam musim dingin, pada pukul 6 pagi sudah kelihatan matahari di ufuk timur. Pada pukul 8 pagi, matahari sudah tinggi di negeri matahari terbit ini. Inilah masanya, kelihatan suasana agak sibuk. Ketika ini berduyun-duyun di jalan, anak-anak kecil menuju ke destinasi masing-masing, iaitu sekolah. Namun, keadaannya tetap tenang, tidak berserabut dengan hiruk-pikuk dan deruan kereta di jalan-jalan. Anak- anak kecil dan murid-murid sekolah rendah boleh dikatakan hampir kesemuanya berjalan kaki ke tadika atau sekolah mereka.

Inilah kelainannya. Sejak dari umur tadika mereka berjalan kaki ke tempat belajar. Agak jauh. Malah ada yang berjalan hingga kira-kira setengah kilometer dari rumah masing-masing. Dengan itu, tidak berlaku kesibukan kenderaan di hadapan pintu sekolah mereka. Tidak ada deruman enjin motosikal di dalam kawasan sekolah. Keadaan sangat tenang dan harmonis.
Semasa pulang, keadaannya juga demikian. Murid-murid kecil ini pulang bersendirian, tanpa dijemput oleh ibu bapa mereka. Bagi yang berjauhan biasanya mereka kelihatan berjalan berkelompok.

Mengapakah orang Jepun membiarkan anak mereka berjalan sendirian pergi balik ke sekolah? Sikap ini mungkin sukar untuk kita padankan dengan keadaan kita di Malaysia. Jika difikirkan tentang kemampuan tiap keluarga, mereka jauh lebih mampu, kalau setakat hendak menghantar anak ke sekolah dengan kereta masing-masing.
Ini adalah suatu cara mendidik anak mereka, mungkin supaya mulai belajar berdikari. Bagi kita mungkin tidak terlalu mudah melaksanakannya, memandangkan keadaan keselamatan yang masih menghantui kita. Baik keselamatan yang bersifat jenayah mahupun keselamatan jalan raya. Kita boleh memuji mereka kerana telah berjaya menghasilkan situasi yang begitu selamat untuk rakyat mereka.

Pelajar peringkat sekolah menengah pula, kebanyakannya menunggang basikal ke sekolah. Mereka tidak menaiki motosikal seperti kita. Atau naik bas. Atau dihantar oleh ibu bapa. Mereka selesa menunggang basikal.
Suasana seperti ini sungguh berlainan dari suasana pagi di tempat kita. Cuaca mungkin membantu mereka mempunyai sikap seperti itu. Mengayuh basikal dalam keadaan yang dingin tidak terlalu memenatkan. Keadaan cuaca panas mungkin menjadi suatu penghalang utama kepada kita untuk menyuruh anak-anak mengayuh basikal ke sekolah. Namun, ada banyak sikap positif lain yang boleh kita pelajari.

Jepun tidak mengadakan pakaian seragam bagi murid sekolah rendah di seluruh negara. Mereka hanya mempunyai pakaian seragam bagi sekolah menengah masing-masing sahaja. Jadi, pakaian seragam bagi sesuatu sekolah tidak sama dengan sekolah lain. Itu bagi sekolah menengah. Bagi murid sekolah rendah, langsung tidak ada pakaian seragam yang khas. Mereka boleh memakai pakaian apa sahaja yang sopan. Baju, seluar dan kasut tidak perlu seragam.

Jadi, bagaimana kita hendak kenali anak-anak sekolah di luar kawasan sekolah? Mereka boleh dikenali kerana membawa beg sekolah yang sama. Jadi, yang seragam hanyalah beg sekolah mereka. Inilah identiti anak-anak sekolah di Jepun. Mereka hanya boleh dikenali ketika menggalas begnya.

Beg seragam ini dijual oleh pihak kerajaan. Kalau di tempat kita, perkara beg ini sudah tentu boleh menjadi isu besar, kerana harganya ialah antara 30,000 hingga 50,000 Yen, iaitu kira-kira sama dengan RM1,000. Namun, bagi mereka perkara ini sudah biasa. Walaupun mahal tetapi berkualiti tinggi. Lagi pula, soal harga bukan perkara besar bagi mereka kerana rata-rata berpendapatan tinggi.
Beg ini diperbuat daripada kulit. Dan hanya beg inilah yang akan digalas oleh seseorang murid itu, dalam sepanjang pengajiannya di sekolah rendah, dari darjah satu hingga enam.

Ukurannya tidak terlalu besar. Sepadan dengan buku-buku mereka hanya sebesar buku komik Doraemon. Tidak terlalu berat dan memenatkan untuk digalas sejauh setengah kilometer. Corak buku yang tidak terlalu besar ini juga berlaku bagi peringkat sekolah menengah dan kolej-kolej pengajian peringkat lebih tinggi.

Setiap murid mempunyai sepasang kasut berwarna putih yang mesti ditinggalkan di sekolah, tidak boleh dibawa pulang ke rumah. Semua murid pergi ke sekolah dengan menggunakan kasut sendiri, kemudian ditukar dengan kasut khas ketika berada di sekolah. Kasut sendiri disimpan dalam rak khas, hinggalah ditukar semula semasa hendak pulang. ‘Pengurusan keseragaman’ kasut seperti ini dilakukan di sekolah rendah dan juga menengah.

Selain itu mereka juga mempunyai sepasang lagi kasut khas untuk memasuki dewan sekolah. Perkara ini diamalkan supaya lantai dewan itu tidak cepat rosak. Kasut khas ini tidak dibenarkan dipakai di luar atau menyentuh tanah kerana dikhuatirkan sebarang pasir yang melekat boleh mencalarkan lantai.
Perkara ini sangat penting dan dipatuhi oleh semua murid mereka. Semenjak kecil mereka telah ditanam disiplin seperti ini. Mengajar disiplin adalah kunci utama pengajaran mereka di peringkat awal.

Butir-butir pengajaran secara ‘terperinci’ mungkin telah kita remehkan, tetapi tidak bagi orang Jepun. Misalnya, tentang disiplin ketika makan sangat ditekankan di sekolah. Di sekolah rendah, makanan tengah hari disediakan dan murid-murid bergotong-royong sesama sendiri untuk mengedarkan makanan.
Di Malaysia mungkin perkara ini boleh menjadi isu besar dan boleh disalah tafsir sebagai ‘penderaan’ murid, terutamanya yang masih berumur sangat muda. Murid diwajibkan membasuh pinggan sendiri setiap hari, dalam sepanjang pengajian mereka. Mereka juga terpaksa mengangkat dan mengagihkan sendiri makanan yang disediakan oleh pihak sekolah. Semuanya mereka belajar urus sendiri dengan bantuan guru. Dan mereka melakukannya dengan penuh kegembiraan.

Setiap hari murid bertugas yang dilantik akan mengangkat periuk makanan yang dimasak oleh tukang masak sekolah dari bilik masakan ke bilik darjah dan membahagikan makanan ke dalam bekas yang dibawa sendiri oleh murid-murid. Tetapi yang menjadi perhatian saya adalah terlampau telitinya mereka: Murid yang bertugas dan guru juga, tidak pernah lupa memakai pakaian ala chef yang lengkap dengan apron, penutup kepala serta mask. Perkara pakaian khas seperti ini menjadi kewajipan semenjak kecil lagi, hingga tertanam dalam sanubari mereka. Keadaan inilah yang tidak ada di negara kita dan mungkin boleh dipelajari dalam pembinaan jiwa.
Murid-murid akan membawa bekas makanan masing-masing ke tempat pengedaran makanan dan beratur dengan tertib untuk menunggu giliran masing-masing. Setelah makanan diedarkan kepada semua murid, mereka akan duduk di tempat masing-masing menunggu untuk memulakan juadah dengan serentak, iaitu apabila dibenarkan oleh gurunya.
Makanan yang disediakan itu pula memang memenuhi keperluan untuk tumbesaran, tetapi tidak berlebihan. Contohnya ubi kentang sebagai karbohidrat, ikan sebagai protein, berserta sayur-sayuran dan susu. Mereka juga akan menjamah makanan sehingga habis. Ini suatu kemestian. Kalau tidak habis semua orang akan tunggu sehinggalah murid itu menghabiskan makanan sendiri.
Setelah selesai makan, semua orang basuh pinggan sendiri. Murid yang bertugas pula menghantar semula periuk-periuk ke tempat penyediaan makanan. Mereka juga diajar supaya patuh kepada sistem kitar semula bahan sisa. Sebagai contoh, kotak susu akan diletakkan di dalam plastik khas dan tidak boleh dibuang sesuka hati. Sisa-sisa makanan dibuang ke dalam plastik yang disediakan.

Perkara remeh seperti cara-cara membasuh tangan juga diajar dan diamalkan setiap hari sebagai latih tubi. Perkara ini mula diajar semasa umur prasekolah (tadika). Sebelum makan, selepas makan, selepas main, selepas kerja dan sebagainya, tangan mesti dibasuh. Perkara ini sudah menjadi habit. Membasuh tangan pula mesti guna sabun khas untuk tangan. Banyak iklan ditonjolkan dalam media seperti televisyen yang menyarankan kanak-kanak supaya membasuh tangan. Kadang-kadang penekanan seperti ini nampak remeh bagi kita, tetapi sangat penting bagi mereka.

Di setiap sekolah rendah diadakan padang, taman permainan dan kolam renang, di seluruh negeri Jepun. Oleh itu mereka dapat melaksanakan kehendak supaya semua rakyat Jepun tahu berenang. Perkara ini mungkin masih sukar untuk kita capai kerana pengurusan yang memerlukan belanja besar.
Namun, mereka mempunyai cara untuk membantu mengurang perbelanjaan pengurusan ini. Nampaknya, mereka kurang gemar kepada acara sambutan majlis secara besar-besaran. Contohnya, seperti hari penyampaian hadiah atau sambutan hari guru, hanya dilakukan ala kadar. Sikap seperti ini diteruskan sampai ke peringkat universiti. Memanglah kelihatan tidak ‘meriah’ langsung! Tetapi ini mungkin cara mereka untuk berjimat.
Rakyat Jepun mempunyai jiwa yang penuh disiplin dan ‘sivik’. Biar di mana saja mereka berada. Di tempat kerja atau di jalan raya. Mereka adalah bangsa yang tekun bekerja dan memiliki jiwa hendak berlumba-lumba. Ini adalah hasil ‘latih tubi’ disiplin yang diterapkan sejak zaman kanak-kanak.

Bagaimanapun, bukanlah semua perkara yang dimiliki oleh rakyat Jepun ini baik belaka. Misalnya, akibat pemodenan melampau, anak-anak muda kurang minat untuk menyambung pelajaran ke peringkat tinggi seperti universiti. Ini adalah akibat daripada kemudahan mereka untuk mendapat kerja. Setelah tamat diploma di ‘kosen’ (politeknik), mereka boleh terus bekerja dengan gaji yang lumayan. Oleh itu, mereka tidak berminat untuk menyambung pelajaran di peringkat universiti hanya dengan alasan bagi mendapat kerja yang bagus. Ini berbeza dengan sikap kita di Malaysia. Di Jepun, pelajar yang telah memiliki diploma kolej yang berminat ke universiti hanyalah untuk pengembangan akademik individu sahaja. Tiada kaitan dengan peluang kerja.
Kebanyakan tempat kerja cuma menitikberatkan merit dan kerajinan kerja untuk kenaikan pangkat. Tiada kaitan dengan sijil yang dimiliki. Dalam hal ini pemegang diploma dengan pemegang ijazah universiti tidak banyak berbeza ketika bekerja. Hanya prestasi kerja masing-masing yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan sudah tentunya kenaikan gaji.

Selain itu, masalah buli semakin menjadi-jadi, baik ditempat kerja mahupun di sekolah. Sungguh kerap kita baca kejadian bunuh diri angkara buli yang keterlaluan.
Demikianlah. Di sebalik ketenangan pagi yang berkabus dalam musim dingin ini, ada pula keresahan jiwa dalam segelintir rakyat Jepun. Tiap seorang mengejar cita-cita untuk menjadi yang terbaik dalam bidang yang diminatinya. Kadang-kadang ada juga yang terbabas dalam perlumbaan menjadi manusia terbaik itu.
- HAIDAR NAJIYAH IBRAHIM ialah pelajar tahun akhir Maizuru Technical College of Technology, Kyoto, Jepun.

12 amalan harian pelajar cemerlang

TERDAPAT beberapa amalan yang boleh dilakukan oleh pelajar untuk meningkatkan disiplin diri dalam mencapai kecemerlangan. Yang penting ialah pelajar perlu mempunyai tahap kecekalan, kesabaran dan komitmen yang tinggi. Tanamkan azam secukupnya dan lakukan perkara-perkara yang berikut:

1. Tentukan matlamat kerja dengan jelas dan `hiduplah' dengannya.

Anda perlu menetapkan apakah kebolehan atau matlamat yang anda harapkan daripada sesuatu usaha yang sedang atau akan anda lakukan. Sebagai contoh, anda hendak meningkatkan keupayaan anda menulis karangan sepanjang 350 patah perkataan dalam setengah jam. Jadi, jangan berpeluk tubuh dan berlengah-lengah. Latih diri anda secukupnya supaya matlamat anda itu tercapai sebelum peperiksaan.

2. Menyediakan jadual harian yang praktikal dan mudah diikuti.

Jadual yang anda sediakan mesti praktikal dan secocok dengan gaya hidup anda. Kemudian berikrarlah di depan jadual anda, dan pada diri sendiri bahawa anda akan patuh kepada jadual yang anda buat sendiri.

Jadual yang baik sebenarnya adalah bersifat anjal. Anjal bermakna, anda boleh mengubahsuainya, tetapi masih patuh kepada disiplin hidup berjadual. Anda mesti berazam memperbaharui tekad anda untuk menjadi manusia yang berguna setiap hari, setiap kali bangun daripada tidur.

3. Bertekad dan sabar

Pastikan apabila kita membuat sesuatu kerja, selesaikan. Bukan sekerat jalan sahaja.

4. Pengurusan masa

Menguruskan masa merupakan tugasan yang sukar dan mencabar, tetapi boleh dilakukan. Gunakanlah masa yang ada untuk melakukan kerja yang berfaedah. Jangan bertangguh. Tetapkan keutamaan tugasan, serta waktu yang paling sesuai untuk membuat sesuatu tugasan.

5. Istiqamah dengan jadual harian

Peganglah janji anda selepas berikrar untuk mematuhi jadual harian yang anda rancang.

6. Tidak mudah kecewa.

Jangan seret kekecewaan atau kegagalan silam sehingga menyukarkan perjalanan menuju kejayaan. Yang sudah biarkanlah ia berlalu.

7. Belajar daripada kejayaan dan kegagalan orang lain.

Pepatah Melayu ada menyebut, yang baik dijadikan tauladan, yang buruk dijadikan sempadan.

8. Berdoa.

Selepas berusaha habis-habisan, kita bertawakal dan berserah kepada Allah s.w.t. Semoga usaha kita diberkati. Amalkan beberapa doa kejayaan.

9. Mementingkan kesenangan jangka panjang.

Pelajar yang matang fikirannya akan memikirkan keuntungan jangka panjang. Abaikan dahulu keseronokan jangka pendek yang boleh menyebabkan kita menangis dan meratap kerana gagal dalam hidup.

10. Memikirkan pengorbanan keluarga.

Ingatlah setiap sen yang dibekalkan oleh ibu atau bapa setiap pagi sebelum ke sekolah. setiap suap makanan yang kita jamah akan menjadi darah daging kita. Darah daging kita adalah hasil penat lelah ibu bapa kita. berilah mereka sedikit kegembiraan dengan lulus dalam peperiksaan.

11. Mencari rakan berdisiplin.

Bijak mencari rakan adalah penting. Jangan sehingga kita diheret kekancah kegagalan oleh kawan-kawan yang tidak memikirkan masa depannya. Andak mungkin ketawa beramai-ramai, tetapi menangis seorang diri.

12. Sedikit tetapi berterusan.

Biarlah hari ini anda hanya menjawab satu soalan, tetapi anda benar-benar faham dan menguasai soalan berkenaan. Fikirkan kualiti, bukan kuantiti.

TRUTH ABOUT MONEY

With money ...

you can buy a HOUSE but not a HOME

you can buy a CLOCK but not TIME

you can buy a BED but not SLEEP

you can buy a BOOK but not KNOWLEDGE

you can see a DOCTOR but not GOOD HEALTH

you can buy a POSITION but not RESPECT

you can buy BLOOD but not LIFE

you can buy SEX but not LOVE

Money isn't everything. Be the MASTER and not SLAVE of your money.

Enjoy George Carlin

Enjoy George Carlin
(Absolutely Brilliant)

IF YOU DON'T READ THIS TO THE VERY END, YOU HAVE LOST A DAY IN YOUR LIFE. AND WHEN YOU HAVE FINISHED, DO AS I AM DOING AND SEND IT ON.

George Carlin's Views on Aging

Do you realize that the
only time in our lives when we like to get old is when we're kids? If you're less than 10 years old, you're so excited about aging that you think in fractions.

'How old are you?' 'I'm four and a half!' You're never thirty-six and a half. You're four and a half, going on five! That's the key!!

You get into your teens, now they can't hold you back.

You jump to the next number, or even a few ahead.

'How old are you?' 'I'm gonna be 16!' You could be 13, but hey, you're gonna be 16! And then the greatest day of your life . . you BECOME 21. Even the words sound like a ceremony. YOU BECOME 21. YESSSS!!!

But then you turn 30. Oooohh, what
happened there? Makes you sound like bad milk! He TURNED; we had to throw him out. There's no fun now, you're just a sour-dumpling. What's wrong? What's changed?

You BECOME 21, you TURN 30, then you're PUSHING 40. Whoa! Put on the brakes, it's all slipping away. Before you know it, you MAKE IT to 60. You didn't think you would!

So you BECOME 21, TURN 30, PUSH 40, REACH 50 and MAKE IT to 60.

You've built up so much speed that you HIT 70! After that it's a day-by-day thing; you HIT Wednesday!

You get into your 80s and every day is a complete cycle; you HIT lunch; you TURN 4:30 ; you REACH
bedtime and it doesn't end there. Into the 90s, you start going backwards; 'I Was JUST 92.'

Then a strange thing happens. If you make it over 100, you become a little kid again. 'I'm 100 and a half!'


May you all make it to a healthy 100 and a half!!
HOW TO STAY YOUNG

1. Throw out nonessential numbers. This includes age, weight and height. Let the doctors worry about them. That is why you pay 'them.'

2. Keep only cheerful friends. The grouches pull you down.

3. Keep learning. Learn more about the computer, crafts, gardening, whatever. Never let the brain idle. 'An idle mind is the devil's workshop.'
And the devil's name is Alzheimer's.

4. Enjoy the simple things.

5. Laugh often, long and loud. Laugh until you gasp for breath.

6. The tears happen. Endure, grieve, and move on. The only person, who is with us our entire life, is ourselves. Be ALIVE while you are alive.

7. Surround yourself with what you love, whether it's family, pets, keepsakes, music, plants, hobbies, whatever.

Your home is your refuge.

8. Cherish your health : If it is good, preserve it. If it is unstable, improve it. If it is beyond what you can improve, get help.

9 Don't take guilt trips. Take a trip to the mall, even to the next county; to a foreign country but NOT to where the guilt is.

10. Tell the people you love that you love them, at every opportunity.
AND ALWAYS REMEMBER :
Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away.

Do share this with someone. We all need to live life to its fullest each day